Sabtu, 01 Maret 2014

FISIOLOGI DAN FISIOLOGI OLAHRAGA

Fisiologi
Ilmu yg mempelajari fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar tubuh.
Fisiologi Olahraga
Adalah bagian atau cabang dari fisiologi yg khusus mempelajari perubahan fungsi yang disebabkan oleh latihan fisik:
  • Bagaimana perubahan fungsi itu dpt terjadi apabila seseorang melakukan latihan tunggal  (acute exercise).
  • Perubahan apa yg dpt terjadi pada fungsi tubuh setelah melakukan latihan berulang-ulang (chronic exercise) dan bagaimana perubahan fungsi tubuh itu berlangsung.
  • Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan respon dan adaptasi tubuh thd latihan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.
Faal olahraga mempelajari perubahan-perubahan fungsi organ-organ baik yg bersifat sementara (akut)  maupun yg bersifat menetap karena melakukan olahraga baik untuk tujuan kesehatan maupun utk tujuan prestasi.
Fisiologi Olahraga merinci dan menerangkan perubahan fungsi yg disebabkan oleh latihan tunggal (acute exercise) atau latihan yg dilakukan secara berulang-ulang (chronic exercise) dengan tujuan untuk meningkatkan respon fisiologis terhadap intensitas, durasi, frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis individu. Fungsi dan mekanisme kerja organ-organ tubuh akan selalu bereaksi  dalam rangka penyesuaian diri demi terciptanya “HOMEOSTASIS” (kecenderungan organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan dalam “Millieau Interieur” yang stabil bagi selnya.
Berolahraga adalah melakukan suatu kegiatan tubuh yang melibatkan organ-organ tubuh (Jantung, paru, otot, syaraf, pembuluh darah, otot, kelenjar dst). Aktivitas olahraga akan menimbulkan reaksi dari organ-organ tubuh berupa usaha-usaha penyesuaian diri. Derajat kesehatan sel menentukan kualitas fungsional atau vitalitasnya, yg dengan sendirinya akan menentukan derajat kesehatan, kualitas hidup dan vitalitas kehidupan undividu yg bersangkutan.
Dari sudut pandang ilmu faal pelatihan atau aktifitas olahraga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional sel, yang dengan sendirinya berarti juga meningkatkan kemampuan fungsional individu (manusia) yg bersangkutan. Pelatihan/aktivitas olahraga harus bersifat fisiologis  yaitu: dari sudut pandang sel tidak menyebabkan gangguan Homeostasis yg melebihi batas-batas fisiologis. Perubahan kondisi Homeostasis harus sudah pulih dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
Pengetahuan dasar tentang apa yang terjadi selama latihan fisik dan bagaimana perubahan itu terjadi sangat penting untuk dimiliki oleh pelatih, pembina, guru olahraga, atlet dan mahasiswa olahraga.
Proses Penyesuaian diri akan tergantung pada:
  1. Stressor - nya: Jenis olahraga, Intensitas, waktu, frekuensi yang dilakukan, dll
  2. Organic – nya: adalah faktor-faktor yang dimiliki individu bersangkutan, untuk dapat melakukan penyesuaian fungsional secara maksimal (Umur, seks, kesegaran jasmani, kesehatan dst)
  3. Keadaan lingkungan : panas, dingin, lembab, ketinggian dst.
 Reaksi penyesuaian diri dapat berupa:
  1. Jawaban sewaktu (Respon)
  2. Adaptasi organ-organ tubuh

HUBUNGAN FISIOLOGI DENGAN PRESTASI OLAHRAGA

Salah satu respons fisiologi yang dapat membantu meningkatkan prestasi olahraga adalah dengan menghitung denyut nadi, yang berguna untuk mendapatkan “training zone” selama kita berolahraga.

Banyak pertanyaan yang timbul, mengapa sudah cukup berlatih, tetapi prestasi belum juga meningkat, sehingga kadang-kadang menimbulkan rasa bosan atau putus asa? Pikiran-pikiran seperti ini banyak datang dari para atlet maupun para pelatih dan pembinanya.

Hubungan Fisiologi dengan Prestasi Atlet Dalam melakukan aktivitas/latihan akan terjadi beberapa perubahan

fisiologi antara lain respons jantung, pernafasan, biokimia tubuh lainnya. Respons jantung terhadap latihan memberikan respons yang positif. Artinya, kalau kita mulai latihan jantung akan berdenyut begitu juga denyut nadi lebih cepat dan bekerja dengan kekuatan lebih besar, sehingga lebih banyak darah yang dipompakan keluar pada setiap denyutannya. Respons pernafasan dalam hal paru-paru berguna untuk menyediakan sumber oksigen dan darah membuang CO2 yang diambil dan sel-sel yang aktif bekerja. Volume udara yang keluar dan paru-paru dalam keadaan normal sewaktu istirahat 5 liter. Selama menjalankan latihan olahraga, jumlah udara yang dikeluarkan paru-paru dapat naik sampai 100 liter orang biasa, sedangkan atlet terlatih dapat sampai 200 liter per menit. Rasakekurangan nafas waktu kita melakukan latihan olahraga merupakan masalah suplai darah bukan masalah pernafasan. Wilimore dkk mengatakan sekarang telah berkembang pendapat, bahwa endurance (daya tahan) jantung paru tinggi, dapat meningkatkan kemampuan prestasi. Latihan endurance pada umumnya daya tahan jantung paru merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama. Jadi yang dimaksud dengan endurance adalah kemampuan seseorang melaksanakan gerak dengan seluruh tubuhnya, dalarn waktu yang cukup lama dan dengan tempo sedang sampai cepat tanpa mengalarni rasa sakit dan kelelahan berat. Bahwa bagi seorang atlet maupun pelatih yang ingin meningkatkan endurance, harus mengetahui benar bahwa yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan kerja system jantung peredaran darah. Namun, para ahli fisiologi berpendapat bahwa latihan endurance sangat penting bagi semua cabang olahraga. Karena dengan tingkat endurance yang tinggi, kualitas aktivitas yang berat seperti melakukan sprint sambil menendang bola. Akan tetap dipertahankan dengan tempo tetap tinggi, selama pertandingan berlangsung, apabila mereka masih tetap segar untuk melakukan hal­-hal yang sama selama pertandingan belum selesai. Dengan demikian sistem jantung-peredaran darah yang baik, maka kebutuhan biologis tubuh pada waktu istirahat maupun latihan akan diperlancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan alat-alat peredaran darah berisi darah yangmemberikan zat-zat makanan dan O2 yang sangat diperlukan jaringan tubuh, dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna. Berfungsinya alat-alat tersebut akan makin sempurna dan efisien, bilmana memperoleh latihan-latihan dengan dosis/takaran yang benar dan tepat. Demikian juga dengan beberapa perubahan yang terjadi di dalam otot agar badan mendapat penampilan (performance) yang memadai. Perubahan badan iniantara lain berupa kenaikan kapasitas otot-otot rangka dalam membakar glukosa dan lemak untuk energi selama olah raga meningkatkan prestasi atlet.


                                              SIMPULAN

      Untuk memperbaiki prestasi olahraga sebaiknya kita memperhatikan energi yang kita pakai untuk menjalankan latihan. Tentunya selama menjalankan latihan ada beberapa hal yang penting antara lain takaran latihan harus dipenuhi. baik intensitas dan frekuensinya. Beberapa pengamatan, masih banyak atlet kita yang berlatih dengan takaran yang kurang dan cukup, terutama takaran intensitasnya tidak mencapai training zone. Akibatnya prestasi sukar berkembang, meskipun frekuensi latihan sudah cukup. bahkan lebih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar